Google search engine
HomePemerintahanPetani Mandiri, Desa Mandiri: Rebranding Tani Sebagai Profesi Mulia

Petani Mandiri, Desa Mandiri: Rebranding Tani Sebagai Profesi Mulia

📢 [WAJIB BACA DAN SEBARKAN]

✍️ Mangesti Waluyo Sedjati
Sekjen DPP Al-Ittihadiyah | Pengurus KPEU MUI Pusat | Peneliti Ekonomi Syariah
*Sidoarjo, 14 Juni 2025

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Jika kita bicara tentang masa depan bangsa, maka satu hal yang tak boleh luput adalah pangan. Dan bicara soal pangan, kita sedang bicara tentang nasib para petani. Namun tahukah Anda, bahwa petani kita hari ini sedang menghadapi krisis yang tak kasat mata?

📉 Data BPS menunjukkan, rata-rata usia petani Indonesia sudah di atas 52 tahun. Yang lebih mengkhawatirkan: hanya sekitar 8% petani berusia di bawah 35 tahun. Artinya, generasi muda nyaris tak lagi tertarik turun ke sawah, ladang, atau kebun. Mereka lebih memilih bekerja sebagai kurir, pegawai swasta, bahkan menganggur di kota — daripada bertani di desa sendiri.

🎓 Di sisi lain, generasi milenial dan Gen Z adalah generasi digital yang melek teknologi. Sayangnya, dunia pertanian masih identik dengan lumpur, keringat, dan hidup yang serba pas-pasan. Ini bukan karena pertanian tak menjanjikan, tetapi karena cara kita memperkenalkan dunia tani selama ini keliru.

🧠 Di sinilah pentingnya rebranding — membangun ulang citra petani sebagai profesi yang keren, menguntungkan, dan mulia.

💡 Apa yang dibutuhkan?
✅ Transformasi petani menjadi agripreneur: petani yang sekaligus wirausahawan
✅ Penguatan koperasi tani berbasis syariah dan teknologi
✅ Digitalisasi pertanian: dari irigasi otomatis hingga pemasaran e-commerce
✅ Pelibatan pesantren, BUMDes, dan komunitas dalam mencetak petani muda
✅ Dana desa dialokasikan untuk inkubasi bisnis tani pemuda

🇯🇵 Jepang berhasil membalikkan stigma pertanian dengan menyulap desa menjadi ruang hidup yang futuristik. Korea Selatan memberi insentif besar kepada petani muda. Lalu, kapan Indonesia menyusul?

🚨 Jika kita tidak serius mendorong generasi muda untuk kembali ke sawah, maka yang kita tanam bukan lagi padi — tapi ketergantungan pangan dari negara asing. Ini bukan sekadar soal ekonomi, tapi soal kedaulatan dan harga diri bangsa.

🧭 Artikel ini bukan hanya refleksi, tapi juga seruan:
➡️ Bahwa desa bukan tertinggal, tapi terdepan dalam inovasi pangan
➡️ Bahwa bertani adalah profesi masa depan, bukan masa lalu
➡️ Bahwa investasi di petani muda hari ini adalah jaminan pangan nasional esok hari

📄 Baca artikelnya secara lengkap, reflektif, dan strategis di:
👉 https://www.facebook.com/share/16mb3fSZfU/?mibextid=wwXIfr

🔊 Mari sebarluaskan kesadaran ini.
🌱 Bertani itu keren. Bertani itu untung. Bertani itu mulia.
💚 Dari desa, kita tanam masa depan bangsa.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(gwa-mws).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments