Wednesday, December 4, 2024
Google search engine
HomeEkbisAda 54 Perusahaan Jatim Yang Telah Go Public

Ada 54 Perusahaan Jatim Yang Telah Go Public

SURABAYA-kanalsembilan.com

Direktur Jasa Keuangan OJK JatimĀ  mengatakanĀ  industri jasa keuangan Wilayah Jatim Dedy Patria megatakan tren pertumbuhan yang solid. Pada industri perbankan, per Juni 2024 penghimpunan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit tumbuh yoy masing-masing sebesar Rp56,8 triliun (7,81%) dan Rp29,4 triliun (5,30%). Risiko kredit terkendali dengan rasio NPL sebesar 3,24%. Rasio permodalan masih terjaga dengan rasio CAR sebesar 29,95%.

Pertumbuhan industri pasar modal ditunjukkan dengan peningkatan emiten
dari Jawa Timur, sampai dengan Juni 2024 tercatat 54 perusahaan Jawa
Timur yang telah go public. Penghimpunan dana melalui security crowd
funding juga meningkat 7,78% (yoy) menjadi sebesar Rp37,65 miliar.

Pada industri perasuransian, kepercayaan masyarakat untuk menggunakan
produk asuransi semakin meningkat, pemegang polis asuransi naik sebesar
116,28% (yoy) menjadi 7.283 pemegang polis pada triwulan I 2024. Aset netto Dana Pensiun per Juni 2024 juga tumbuh 1,88% (yoy) menjadi sebesar
Rp4,28 triliun.

Industri pembiayaan juga mengalami pertumbuhan, total pembiayaan per
Juni 2024 meningkat 9,60% (yoy) menjadi sebesar Rp45,41 triliun dengan
NPF gross yang masih terkendali yaitu sebesar 3,14%. Outstanding
pembiayaan fintech per Juni 2024 tercatat sebesar Rp8,59 triliun atau
tumbuh 32,66% (yoy).

Demikian pula dengan pembiayaan oleh pergadaian swasta dan lembaga keuangan mikro yang meningkat yoy masing-masing 24,68% menjadi sebesar Rp9,26 triliun dan 6,94% menjadi sebesar Rp157 miliar.

“OJK juga senantiasa berupaya meningkatkan literasi dan inklusi di Jawa
Timur melalui optimalisasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD)
yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk menginisiasi berbagai
kegiatan literasi dan inklusi keuangan dalam rangka percepatan akses
keuangan daerah,”Ā  jelas Dedy Patria.

Terkait dengan kegiatan literasi, kantor OJK se-Jawa Timur telah melakukan 122 kegiatan sosialisasi dan edukasi keuangan di 32 kota/kabupaten di Jawa Timur dengan total peserta sebanyak 19.259 orang dari berbagai segmen masyarakat. Selain melalui tatap muka, OJK se-Jawa Timur juga mengoptimalkan penggunaan media sosial, yang dapat diakses
oleh berbagai kalangan tanpa batasan lokasi dan waktu, melalui penyebaran
konten literasi keuangan.

Sementara itu, upaya peningkatan inklusi keuangan telah dilakukan melalui
optimalisasi berbagai produk simpanan dan kredit/pembiayaan, antara lain
Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif (LAKU
PANDAI), Simpanan Pelajar (SIMPEL), Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR),
dan Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR).

Selain itu, dalam rangka peningkatan inklusi keuangan di wilayah perdesaan, kantor OJK se-Jawa Timur telah menginisiasi pembentukan Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI)
untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada
beberapa lokasi antara lain Desa Dolokgede di Kabupaten Bojonegoro, Desa
Bejijong di Kabupaten Mojokerto, Desa Krenceng dan Desa Kemloko di
Kabupaten Blitar, Desa Gubug Klakah di Kabupaten Malang, dan Desa Peger
Kulon di Kabupaten Jember.

Selanjutnya, dalam rangka peningkatan inklusi keuangan syariah serta
memperluas akses keuangan di lingkungan pondok pesantren, Kantor OJK
se-Jawa Timur telah membentuk Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif
Keuangan Syariah (EPIKS) salah satunya di Pondok Pesantren Darul Ulum,

Kabupaten Jombang. Adapun rencana program EPIKS yang akan dilakukan
antara lain peningkatan literasi keuangan kepada santri dan pengurus
ponpes, optimalisasi KUR syariah, optimalisasi perlindungan program
jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja Mandiri di sekitar ponpes, dan
optimalisasi tabungan pelajar.

Terkait dengan pengembangan ekonomi daerah, OJK Jatim telah menyusun
kajian pengembangan ekonomi daerah yang selanjutnya akan diterapkan
melalui implementasi skema Kredit-Pembiayaan/Penjaminan/Asuransi
Pertanian Unggul Berkelanjutan dan Berdaya Saing (TUNAS) untuk
pengembangan sektor pertanian di wilayah Jawa Timur.

Pada akhir pemaparan, OJK Jatim menyampaikan perlunya sinergi antar
pemangku kepentingan untuk menggerakkan roda pembangunan serta
pengembangan keuangan inklusif di daerah pedesaan secara massif sehingga
perekonian masyarakat semakin meningkat. ((za).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments