Reporter: Shafa Annisa Ramadhani
SURABAYA-kanalsembilan.com
Panjangnya saluran distribusi aliran listrik menyebabkan terjadinya kerugian daya yang besar dan turunnya tegangan listrik. Guna atasi masalah tersebut, doktor baru lulusan Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (DTE ITS) menggagas sistem optimisasi jaringan distribusi dengan integrasi Distributed Generation (DG).
Pada Sidang Promosi Doktor DTE ITS, Senin (12/8) lalu, Dr Sujono ST MT menerangkan bahwa DG merupakan sistem yang menempatkan unit pembangkit berskala kecil lebih dekat dengan pusat beban. Unit pembangkit yang dimaksud dapat berupa pembangkit berbasis energi terbarukan seperti matahari, angin, hingga biomassa. Menurut Sujono, adanya sistem ini dapat memperbaiki tegangan dan efisiensi dalam jaringan hingga mereduksi aliran daya dari jaringan utama.
Dijelaskan Sujono, ketika jaringan distribusi terputus dari jaringan utama, keberadaan DG yang optimal mampu mempertahankan keberlanjutan pasokan daya listrik pada sebagian beban. Kondisi ini lebih aman bagi beban vital yang tidak bisa menolerir ketiadaan pasokan daya listrik. “Biaya operasional DG juga relatif rendah sehingga berpeluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, lelaki asal Karanganyar ini menjelaskan, optimisasi integrasi DG yang dilakukannya menggunakan pendekatan aproksimasi dengan menerapkan algoritma metaheuristik. Disampaikan Sujono, algoritma ini merupakan metode yang digunakan untuk mencari solusi yang baik dari masalah optimisasi yang kompleks. “Algoritma ini juga bagian dari kecerdasan tiruan (ArtificiaI Intelegent),” tambah lelaki kelahiran 31 Agustus 1972 itu.
Adapun algoritma yang digunakan Sujono meliputi Grey Wolf Optimizer (GWO), Particle Swarm Optimization (PSO), Differential Evolution (DEA), hingga Adaptive Modified with Firefly Algorithm (AMFA). Dari berbagai algoritma tersebut, menurut Sujono, algoritma yang paling efektif dalam memberikan hasil optimal dalam optimisasi DG adalah algoritma AMFA-DE. “Algoritma ini dapat menemukan pola yang lebih akurat dan efisien dalam kumpulan data yang rumit,” ujarnya.
Dalam pengembangannya, dosen Teknik Elektro Universitas Budi Luhur ini menerangkan bahwa teknologi di bidang pengembangan sistem konversi energi yang efisien akan mampu meningkatkan kapasitas pembangkitan daya listrik DG. Teknologi penyimpanan energi yang murah, efisien, dan andal dapat mengakselerasi pemanfaatan DG dalam mendukung pemenuhan permintaan daya listrik pada beban.
Melanjutkan penjelasannya, Sujono mengungkapkan, DG berbasis energi terbarukan sangat bergantung pada kondisi alam sehingga terdapat ketidakpastian dalam kemampuan pembangkitan. Untuk itu, menurutnya, diperlukan kajian terkait prediksi kemampuan pembangkitan DG. Diungkapkan Sujono, dirinya mencanangkan pengembangan penelitian tersebut untuk optimisasi penyimpanan energi yang murah, efisien, dan ramah lingkungan serta sistem perlindungan jaringan.
Ke depan, lulusan Magister Teknik Elektro Universitas Indonesia ini berharap, masyarakat dapat menyadari bahwa potensi energi terbarukan di Indonesia masih begitu besar dan melimpah. Menurut Sujono, kebijakan terkait pemanfaatan energi terbarukan perlu dibuat untuk mendorong utilisasi sumber daya ini. “Tentunya guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat serta mempercepat proses pemerataan,” tandasnya. (sar).