Tuesday, June 17, 2025
Google search engine
HomeEkbisIsu Lingkungan Masuk Bursa Saham

Isu Lingkungan Masuk Bursa Saham

SURABAYA-kanalsembilan.com

Perusahaan yang belum menerapkan Environmental, Social, Governance (ESG), perusahaan yang tidak ramah lingkungan dan sosial, harus siap-siap  kena penalti. Sedangkan yang memenuhinya, sahamnya makin diminati investor.

Ini karena ESG telah menjadi isu sensitip secara global. Apalagi Indonesia telah menandatangai pakta integritas, bahwa tahun 2060 semua perusahaan bebas polusi. Bahkan secara bertahap penerapannya dimulai tahun 2030.

Kondisi ini membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menggencarkan sosialisasi tentang ESG. Perusahaan yang belum bisa mengurangi polusi, akan dikenakan denda hang besarnya bisa mencapai US 100 Dolar per ton.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono, mengatakan, perusahaan yang mencatatkan diri di bursa dan menerapkan ESG memiliki potensi berkembang dan disukai investor lebih besar lagi.

“Penerapan ESG bagi perusahaan emiten bukan sekadar kewajiban, tetapi juga dapat memberikan manfaat signifikan. Salah satu keuntungan utamanya adalah peluang untuk menarik minat investor yang tinggi terhadap perusahaan yang menunjukkan kinerja ESG baik,” kata Denny dalam Workshop Wartawan Daerah BEI di Surabaya, Kamis (10/10/2024).

“Investor kini lebih mencari portofolio yang berkelanjutan dan etis, sehingga perusahaan yang memenuhi kriteria ESG memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan investasi,” lanjutnya.

Penerapan ESG, lanjut dia, tidak hanya memberikan manfaat reputasi bagi perusahaan, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional dan manajemen risiko.

Menurut data BEI, perusahaan yang menerapkan ESG dengan baik cenderung memiliki kinerja keuangan yang lebih stabil, dan berpotensi menarik lebih banyak investor, terutama dari kalangan institusi internasional yang semakin fokus pada investasi berkelanjutan.

Menurut Denny peluncuran inisiatif ESG oleh BEI adalah bagian dari upaya untuk memperkuat pasar modal Indonesia yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Diharapkan langkah ini mampu mendorong emiten di Indonesia untuk lebih serius dalam mengintegrasikan aspek ESG dalam strategi bisnis mereka.

Meski ESG menawarkan berbagai manfaat, Denny mengakui adanya tantangan dalam implementasinya di Indonesia. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran akan pentingnya ESG di kalangan emiten.

“Penerapan ESG di Indonesia adalah langkah penting menuju keberlanjutan dan tanggung jawab perusahaan. Inisiatif ini memberikan manfaat besar bagi emiten, baik dalam efisiensi operasional maupun potensi dana tambahan dari investor.

Dengan dukungan BEI dan partisipasi aktif emiten, ESG diharapkan menjadi landasan bagi masa depan pasar modal yang lebih hijau dan bertanggung jawab.

“Faktor Environmental mencakup isu seperti perubahan iklim, pemanfaatan sumber daya alam, dan pengelolaan limbah. Pada aspek Sosial, fokusnya pada hak-hak pekerja, kesejahteraan masyarakat, serta hak asasi manusia. Sementara itu, Governance atau Tata Kelola menitikberatkan pada struktur manajemen, transparansi, etika bisnis, serta pengelolaan risiko.” terang Denny, sapaan akrabnya.

Bagi perusahaan emiten, penerapan ESG bukan hanya sekadar kewajiban. Tetapi juga dapat memberikan manfaat yang signifikan. Salah satu manfaat utamanya adalah nilai dana tambahan yang dapat diperoleh melalui minat investor yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki kinerja ESG yang baik.

Investor semakin mencari portofolio yang berkelanjutan dan etis, dan perusahaan yang memenuhi kriteria ESG memiliki peluang lebih besar untuk menarik investasi. Selain itu, penerapan ESG juga membantu efisiensi dana perusahaan.

Dengan mengadopsi praktik ESG yang baik, perusahaan dapat mengurangi risiko operasional, menekan biaya jangka panjang seperti energi atau pengelolaan limbah, serta membangun reputasi yang kuat di mata konsumen dan mitra bisnis. Ini berpotensi meningkatkan daya saing dan profitabilitas perusahaan.

“Meskipun ESG menawarkan berbagai manfaat, masih ada beberapa tantangan dalam implementasinya di Indonesia. Salah satunya adalah kesenjangan pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya ESG di kalangan emiten. Namun, dengan dorongan dari BEI dan meningkatnya kesadaran investor, peluang untuk mempercepat adopsi ESG di pasar modal Indonesia terbuka lebar.” tambah Denny. (za).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments