Monday, March 17, 2025
Google search engine
HomeUncategorizedLuas Panen 2024 Turun 4,78 Persen

Luas Panen 2024 Turun 4,78 Persen

SURABAYA-kanalsembilan.com

Luas panen padi pada 2024 mencapai 1,62 juta hektare, mengalami penurunan sebesar 0,08 juta hektare atau 4,78 persen dibandingkan luas panen padi di 2023 yang sebesar 1,70 juta hektare.

Produksi padi pada 2024 yaitu sebanyak 9,27 juta ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 0,44 juta ton atau 4,53 persen dibandingkan produksi padi di 2023 yang sebanyak 9,71 juta ton GKG

Produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 5,35 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 0,25 juta ton atau 4,53 persen dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebanyak 5,61 juta ton.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim) Dr Ir Zukipli M.Si mengatakan produksi padi pada 2024 yaitu sebanyak 9,27 juta ton Gabah Kering Giling atau GKG, mengalami penurunan sebanyak 0,44 juta ton atau 4,53 persen dibandingkan produksi padi di 2023 yang sebanyak 9,71 juta ton GKG.

Sedangkan produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 5,35 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 0,25 juta ton atau 4,53 persen dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebanyak 5,61 juta ton,” ujar Zulkipli.

“Produksi beras tertinggi pada 2024 terjadi pada Bulan April, yaitu sebesar 1,23 juta ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada Bulan Januari, yaitu sebesar 0,16 juta ton,” kata Kepala BPS Jatim, Zulkipli dalam Siaran Pers Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS Jatim, Jalan Kendangsari Industri Surabaya, Selasa (11/3/2025).

Pada Januari 2025, Zulkipli menuturkan, produksi beras diperkirakan sebanyak 0,22 juta ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2025 ialah sebesar 2,55 juta ton.

“Dengan demikian, potensi produksi beras pada Subround Januari−April 2025 diperkirakan mencapai 2,77 juta ton beras atau mengalami peningkatan sebesar 0,44 juta ton (18,68 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada Januari−April 2024 yang sebesar 2,34 juta ton beras,” ujarnya.

Zulkipli menerangkan, pengukuran produksi padi diperoleh dari hasil perkalian antara luas panen (bersih) dengan produktivitas. Luas panen tanaman padi di lahan sawah harus dikoreksi dengan besaran konversi galengan.

“Sementara itu, untuk luas panen tanaman padi di lahan bukan sawah, luas galengan dianggap tidak ada (tidak dikoreksi dengan besaran konversi galengan),” terangnya.

Sedangkan untuk ukuran produksi beras, Zulkipli mengatakan, diperoleh dari hasil konversi produksi padi menjadi beras dengan menggunakan angka konversi gabah ke beras dan mempertimbangkan proporsi gabah/beras yang susut/tercecer dan untuk penggunaan nonpangan.

Produksi padi dan beras dihitung pada level kabupaten/kota. Pengukuran ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menentukan arah kebijakan. (za).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments