Wednesday, December 4, 2024
Google search engine
HomeEkbisMasih Ada 9,79 Persen Penduduk Miskin di Jatim

Masih Ada 9,79 Persen Penduduk Miskin di Jatim

SURABAYA-kanalsembilan.com

Dalam paparan Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi
Jawa Timur merangkap Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Jawa Timur I, Sigit Danang Joyo dan Kepala Kantor Direktorat Jenderal
Perbendaharaan (DJPb) Jawa Timur, Didyk Choiroel mengatakan Kinerja Ekonomi Jawa Timur tetap terjaga, dengan Pertumbuhan yang terakselerasi di Triwulan III 2024 sebesar 4,91% (yoy) didorong oleh peningkatan ekspor dan tingginya permintaan domestik.

Tingkat kemiskinan sebesar 9,79% Jawa Timur menurun 0,56% jika dibandingkan periode Maret 2023. Angka prevelansi stunting Jawa Timur tahun 2024 sebesar 6,10% lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 14%.

Pendapatan Negara sampai 31 Oktober 2024 sebanyak Rp211,65 Triliun
mencakup Pendapatan Pajak Rp96,96 Triliun, Bea Cukai Rp107,93 Triliun, serta
PNBP Rp6,76 Triliun.

a) Penerimaan pajak per Oktober 2024 mencapai Rp96,96 Triliun tumbuh
sebesar 7,79% (yoy) dengan capaian 74,51% dari Target APBN 2024. Di Provinsi
Jawa Timur, PPN dan PPnBM berkontribusi pada penerimaan sebesar 59,68%
dan PPH Non Migas sebesar 39,35%.

b) Penerimaan pajak dari sektor Jasa Keuangan & Asuransi tumbuh paling tinggi
sebesar 33% (yoy) seiring dengan peningkatan kredit, dana pihak ketiga, dan
suku bunga.

c) Penerapan tarif PPN menjadi sebesar 12% pada tahun 2025 serta produksi pada
Smelter Freeport Gresik diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak
pada tahun berikutnya. Seiring dengan hal tersebut, realisasi pendapatan
negara juga berasal dari Penerimaan Bea dan Cukai.

d) Penerimaan kepabeanan dan cukai per Oktober 2024 sebesar Rp107,93 Triliun
(71,01% dari target APBN, tumbuh 2,21% yoy) didorong oleh pertumbuhan
penerimaan Bea Masuk dan Cukai.

e) Bea Masuk tercatat sebesar Rp5,5 Triliun (12,18% yoy) dipengaruhi oleh
kenaikan nilai impor, kenaikan jumlah dokumen PIB, serta penguatan nilai
tukar USD terhadap Rupiah.

f) Penerimaan Cukai sebesar Rp102,33 Triliun (1,77% yoy) dipengaruhi oleh
tumbuhnya produksi perusahaan hasil tembakau dan produksi hasil
tembakaunya, serta peningkatan jumlah NPPBKC baru.

g) Produksi rokok sampai dengan Oktober 2024 tumbuh sebesar 1,8 M batang
atau setara 1,77% (yoy). Pertumbuhan jumlah produksi ini dikontribusikan
oleh jenis HT SKT, SPT dan SPM, sedangkan jenis HT SKM turun.

Realisasi Belanja Negara sebanyak Rp110,35 Triliun terdiri dari Belanja
Kementerian/Lembaga (Rp39,56 Triliun) dan Belanja Transfer ke Daerah
(Rp70,79 Triliun).

a) Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) terealisasi sebesar Rp39,56 Triliun,
didominasi oleh sektor Pendidikan (Rp10,63 Triliun) yang digunakan antara
lain untuk Bantuan Pendidikan 31.834 Orang, Peningkatan Akses dan Mutu
1.295 Madrasah, Peningkatan Kualitas 499 Perguruan Tinggi.

b) Belanja Infrastruktur telah terealisasi sebesar Rp4,72 Triliun dari pagu sebesar
Rp8,19 Triliun. Belanja Infrastruktur APBN mendukung peningkatan investasi
di Jatim selama kurun waktu 3 tahun terakhir, baik PMA maupun PMDN.

c) Pemerintah menjamin pertahanan, ketertiban dan keamanan di Jatim
mencakup Rp20,20 T yang teralokasi pada enam K/L. Hingga 31 Oktober 2024,
Belanja Fungsi Pertahanan dan Fungsi Ketertiban dan Keamanan telah
terealisasi sebesar Rp16,62 Triliun.

d) APBN disalurkan untuk kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur didukung
oleh 3 K/L antara lain Kementerian Pendidikan & Budaya (realisasi sebesar
Rp3,31 Triliun), Kementerian Kesehatan (realisasi sebesar Rp468 Miliar), dan
Kementerian Agama (realisasi sebesar Rp6,99 Triliun).

e) Belanja Transfer ke Daerah per Oktober 2024 terealisasi Rp70,79 Triliun
(87,40% dari pagu) yang disalurkan kepada 39 kabupaten/kota. Sektor
Pendidikan mendominasi realisasi terbesar TKD yaitu Rp6,36 Triliun.

f) Realisasi Dana Desa sebesar Rp8,06 T (97% dari pagu) yang digunakan untuk
penyelenggaraan pemerintah desa, pembinaan masyarakat, penanggulangan
bencana, pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan.

Kredit Program terdiri dari KUR sampai 31 Oktober 2024 tersalurkan sebanyak
Rp40,42 Triliun kepada 781.632 debitur dan UMi sebanyak Rp641 Miliar tersalur
kepada 149.031 debitur. (za).

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments