Saturday, July 12, 2025
Google search engine
HomeGaya Hidup“Seni Rupa Kontemporer Jawa Timur sejak tahun 1970-an hingga Sekarang”

“Seni Rupa Kontemporer Jawa Timur sejak tahun 1970-an hingga Sekarang”

SURABAYA-kanalsembilan.com

ARTSUBS akan menggelar diskusi publik bertajuk “Seni Rupa Kontemporer Jawa Timur sejak tahun 1970-an hingga Sekarang” menghadirkan pembicara Ayos Purwoaji dan Wahyudin, dengan moderator Nirwan Dewanto. Diskusi akan digelar pada hari Jum’at tanggal 1 November, pukul 15:00 hingga selesai di ruang diskusi ARTSUBS ( Ruang T9), Surabaya Pos Bloc, Jalan Kebon Rojo, Surabaya.

Kehidupan seni rupa kontemporer di satu wilayah senantiasa memiliki dinamikanya sendiri. Meskipun tidak segempita di wilayah lain yang dianggap sebagai sentrum Seni Rupa Indonesia, sebutlah Yogyakarta, kehidupan seni rupa kontemporer di Jawa Timur dalam kurun waktu lima dekade telah menunjukan dinamika menarik untuk dibincangkan.

Memulai perbincangan sejak tahun 1970-an, saat lembaga perintis Akademi Seni Rupa Surabaya (AKSERA) eksis berdiri, meskipun tidak bertahan lama, lembaga ini  melahirkan banyak eksponen yang berkontribusi pada kehidupan seni rupa Jawa Timur, bahkan Indonesia di kemudian hari.

Upaya-upaya dalam membangun ekosistem yang kuat, para perupa berinisiatif menciptakan pameran reguler, mendirikan lembaga-lembaga kebudayaan bahkan festival. Di sejumlah kota seperti Surabaya, Batu dan Malang, berdiri sejumlah galeri seni rupa, meskipun diwarnai pasang surut, namun upaya-upaya tersebut signifikan menumbuhkan apresiasi seni rupa di berbagai kalangan.

Kebutuhan akan lembaga pendidikan formal semakin menguat, demikian terjadi khususnya di kota Malang dan Surabaya. Lembaga-lembaga pendidikan formal yang berdiri sejak tahun 1980-an hingga tahun 2000-an menjadi basis bagi munculnya sejumlah perupa kontemporer Jawa Timur.

Tidak semata berpusat di ibukota Surabaya, para perupa kontemporer menyebar di kota-kota lain: Banyuwangi, Gresik, Pasuruan, Bangkalan dan kota-kota lain. Sebagian dari mereka memilih bermigrasi ke kota-kota lain di Indonesia, bahkan mancanegara.

Kecenderungan tumbuh dan menguatnya gerakan kolektif di berbagai kota di Indonesia, juga terjadi di Jawa Timur. Kolektif tidak semata berorientasi pada aspek instristik seni rupa semata, melainkan secara plastis melibatkan diri pada praksis publik.

Demikian sejumlah gejala yang mewarnai kehidupan seni rupa kontemporer di Jawa Timur. Percakapan mengenainya perlu diurai secara mendalam, sebagai satu diskursus yang produktif demi  mewujudkan ekosistem seni rupa kontemporer Jawa Timur yang lebih baik di masa depan. (za).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments