Wednesday, September 18, 2024
Google search engine
HomeAgamaPahala yang Agung bagi Orang-Orang yang Menuntut Ilmu Agama

Pahala yang Agung bagi Orang-Orang yang Menuntut Ilmu Agama

❁✿❁ SERI MUTIARA HIKMAH ❁✿❁

°•°Bimbingan Ikhwan Shalih~Bimbingan Mar’ah Shalihah°•°

✔️KEUTAMAAN ILMU SYAR’I DAN AHLI ILMU

Pahala yang Agung bagi Orang-Orang yang Menuntut Ilmu Agama

Pahala yang besar itu sekadar dengan besarnya kedudukan. Ketika menuntut ilmu agama (ilmu syar’i) memiliki kedudukan yang besar di dalam agama ini, maka Allah Ta’ala pun telah mempersiapkan bagi para penuntut ilmu syar’i pahala yang sangat besar dan agung. Sehingga apabila hati-hati orang beriman mendengarnya, maka dia akan senang dan gembira serta akan berusaha untuk meraihnya.

Pahala yang besar yang telah dipersiapkan oleh Allah Ta’ala kepada para penuntut ilmu syar’i tersebut adalah surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 7028)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan

bahwa jalan yang ditempuh untuk menuntut ilmu itu ada dua macam, yaitu jalan yang konkret (hissiyyah) dan jalan yang abstrak (ma’nawiyyah).

Yang dimaksud dengan jalan yang konkret adalah jalan yang ditempuh seseorang menuju majelis ilmu, baik ke masjid atau tempat-tempat lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan jalan yang abstrak adalah seseorang berjalan dengan fikirannya untuk memikirkan atau merenungkan Kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Baik dengan mengkaji Al Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah secara langsung dengan mempelajari ilmu tafsir dan mempelajari syarah (penjelasan) hadits, atau mengkaji Al Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah secara terpisah dengan mempelajari kitab-kitab fiqih, aqidah, tauhid, dan sebagainya. Atau seseorang menelaah dan mengkaji kitab-kitab para ulama, karena para ulama telah mencurahkan usaha yang besar untuk menyebarkan Kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan pemahaman yang benar. [Lihat Silsilah Liqoo’at Al-Baab Al-Maftuuh, 3: 123]

Pahala yang agung bagi seorang yang berilmu juga dapat dilihat dari pahala yang mereka dapatkan ketika mereka dapat memberikan petunjuk bagi orang lain dengan ilmu yang mereka miliki. Dan seseorang tidaklah mungkin dapat memberikan petunjuk kebenaran kepada orang lain kecuali dengan ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu,

فَوَاللَّهِ لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
“Demi Allah, jika Allah memberikan petunjuk kepada satu orang saja melalui perantaraanmu, itu lebih baik bagimu dibandingkan dengan unta merah (yaitu unta yang paling bagus dan paling mahal, pen.).” (HR. Bukhari no. 3009, 3701, 4210 dan Muslim no. 6376)

Menutut Ilmu Syar’i Merupakan Tanda Kebaikan Seseorang

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita bahwa orang yang menuntut ilmu syar’i merupakan tanda bahwa Allah Ta’ala menghendaki kebaikan untuknya baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ يُرِدْ اللَّه بِهِ خَيْرًا يُفَقِّههُ فِي الدِّين
“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan keutamaan ilmu yang paling agung. Yaitu ilmu yang bermanfaat merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba dan tanda bahwa Allah Ta’ala menghendaki kebaikan untuknya. Dan sebaliknya, hadits ini mengisyaratkan bahwa barangsiapa yang berpaling dari mempelajari ilmu agama, maka berarti Allah Ta’ala tidak menghendaki kebaikan untuknya. Karena dia terhalang dari melakukan sebab-sebab yang dapat mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan. [Lihat Bahjatu Quluubil Abraar, hal. 38-39]

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
”Yang dimaksud dengan ‘fiqh fi ad-din’ (memahami agama) bukanlah terbatas pada memahami hukum-hukum amaliyyah tertentu yang disebut oleh para ulama dengan ilmu fiqih. Akan tetapi, yang dimaksud dengan ‘fiqh fi ad-din’ tersebut adalah memahami ilmu tauhid, ushuluddin (pokok-pokok agama), dan yang terkait dengan syari’at Allah. Seandainya tidak ada dalil dari Al Qur’an maupun As-Sunnah tentang keutamaan ilmu kecuali hadits ini saja, niscaya sudah mencukupi dalam memberikan motivasi agar menuntut ilmu syar’i dan memahaminya.” (Kitaabul ‘Ilmi, hal. 21)
—muslim.or.id–

══════ ❁✿❁ ══════
📢 Published By:
🌐 Group BIS & BMS – Dakwah Untuk Umat 💐
══════ ❁✿❁ ══════

🌼 Daftar WA, Ketik: daftar#nama#jenis kelamin#asal kirim ke:

📲 085729743043

📮Telegram

https://t.me/bimbingansyariah

📚 Kurikulum Bimbingan : Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj,0 Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, Dll.

📭 Silahkan dishare semoga bermanfaat bagi kaum muslimin

(gwa-saudara-muslim-2).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments