بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم
Orang yang enggan berbagi nikmat yang diberikan Allah bukan hanya kehilangan keberkahan, tetapi juga mendapatkan kehinaan, baik di dunia maupun akhirat.
Allah berfirman dalam Al Qur’an:
“Dan janganlah sekali-kali orang-orang yang kikir dengan harta yang telah Allah karuniakan kepada mereka menyangka bahwa kekikiran itu baik bagi mereka. Sebenarnya, kekikiran itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan di lehernya pada hari kiamat.”
(QS. Ali ‘Imran: 180)
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang pelit itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka.”
(HR. Tirmidzi)
Sehingga mari kita renungkan bahwa sikap pelit tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga mencerminkan ketidak syukuran atas nikmat Allah.
Orang yang pelit pasti kehilangan kesempatan untuk membantu sesama, menciptakan kebencian di hati orang lain, dan terputus dari kasih sayang Allah.
Sebaliknya, sifat dermawan membawa keberkahan. Harta yang kita keluarkan di jalan kebaikan tidak akan berkurang, justru Allah melipatgandakannya. Dalam Surat Al-Baqarah: 261, Allah menjanjikan balasan 700 kali lipat bagi orang yang bersedekah.
Mari kita bersama untuk merenungkan, apakah kita ingin dikenang sebagai orang yang dermawan atau justru sebagai orang yang pelit dan dihina karena sikap itu?
Jadilah pribadi yang murah hati, sebab harta sejati adalah yang kita infakkan di jalan kebaikan.
Semoga Allah memberikan kita hati yang lapang dan kecintaan untuk berbagi.
آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِين
Semoga bermanfaat.
بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ
(gwa-indonesianis).