Rasulullah SAW pernah bersabda bahwasanya di antara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya orang bodoh sebagai pemimpin. Dikatakan, pemimpin akhir zaman ini akan berbicara tanpa dilandasi ilmu sehingga hanya akan menyesatkan.
Hal ini termuat dalam Al-Masih Al-Muntazhar wa Nihayah Al-Alam karya Abdul Wahab Abdussalam Thawilah sebagaimana diterjemahkan oleh Subhanur. Dari Abdullah bin Ash RA, Rasulullah SAW bersabda,
“Allah SWT tidaklah mengangkat ilmu dengan mencabutnya dari diri manusia, tetapi ilmu diangkat dengan cara mewafatkan para ulama sehingga tidak ada seorang ulama pun, lalu manusia mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Jika mereka ditanya (tentang suatu urusan), mereka menjawab tanpa ilmu, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
Mengenai informasi yang diperoleh dari orang-orang yang bodoh ini, Abu Umayyah Al-Jahmi RA juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Di antara tanda-tanda kiamat–dalam riwayat lain ada tiga, salah satunya–(yaitu) ilmu diperoleh dari orang-orang lebih rendah (ilmunya).” (HR Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath)
Menurut Abdul Wahab Abdussalam Thawilah, orang-orang yang lebih rendah (ilmunya) dalam hadits di atas adalah para penuntut ilmu yang belum kapabel. Ketika ditanya tentang suatu perkata, mereka menjawab tanpa landasan ilmu, bahkan dengan pendapat mereka sendiri karena malu mengatakan bahwa ia sebenarnya tidak mengetahui hal itu.
Imam Bukhari mengeluarkan hadits tentang orang bodoh yang menjadi pemimpin dalam Kitab Ilmu Bab “Orang yang Ditanya tentang Ilmu Namun Ia Sibuk Bicara, Lalu Ia Menjawab setelah Selesai Bicara”. Dari Abu Hurairah RA ia berkata,
“Suatu ketika sewaktu Nabi SAW berada dalam suatu majelis di mana beliau sedang menceritakan sesuatu kaum, datanglah seorang Badui dan bertanya, ‘Kapankah hari kiamat itu tiba?’ Rasulullah SAW meneruskan ceritanya hingga salah seorang di antara yang hadir itu berkata, ‘Beliau mendengar hal yang ditanyakan oleh orang Badui itu, tetapi beliau tidak suka pada pertanyaan itu?’
Salah seorang di antara mereka ada yang berkata, ‘Barangkali beliau tidak mendengarnya.’ Setelah beliau selesai bercerita, beliau bertanya, ‘Mana orang yang menanyakan tentang datangnya hari kiamat?’ Orang Badui itu menjawab, ‘Aku, wahai Rasulullah.’
Beliau bersabda, ‘Apabila amanah (kepercayaan) sudah disia-siakan maka tunggulah datangnya hari kiamat.’ Ia bertanya, ‘Bagaimana menyia-nyiakannya?’ Beliau bersabda, ‘Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya (bidangnya) maka tunggulah datangnya hari kiamat.” (HR Bukhari)
Imam an-Nawawi menjelaskan dalam Kitab Syarah-nya, hadits tersebut menjelaskan bahwa di antara tanda-tanda kiamat adalah orang-orang bodoh menjadi pemimpin umat Islam, baik dalam salat maupun dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau mereka menjalankan ibadah dengan benar, mereka memperoleh pahala dan juga orang-orang yang mengikuti mereka. Tetapi jika mereka keliru, maka mereka saja yang menanggung dosa yang mereka lakukan,” jelas Imam an-Nawawi seperti disyarah oleh Musthafa Dib al-Bugha dkk dan diterjemahkan oleh Misbah.
Dalam Shahih Al-Hakim turut disebutkan sebuah riwayat yang mengatakan bahwa orang-orang pilihan akan direndahkan, sedangkan orang-orang jahat akan diangkat juga menjadi salah satu tanda kiamat. Hadits ini diriwayatkan dari Abdullah bin Amr RA secara marfu’,
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat ialah orang-orang pilihan direndahkan, sedang orang-orang jahat diangkat.” (HR Al-Hakim dan ia men-shahihkannya dengan disetujui Adz-Dzahabi. Ath-Thabrani turut meriwayatkan hal serupa)
Disebutkan dalam Kitab At-Tadzkirah karya Imam Syamsuddin Al-Qurthubi, munculnya orang bodoh sebagai pemimpin termasuk satu dari enam perkara yang membuat Rasulullah SAW memerintahkan untuk meminta kematian.
Abul Abbas mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Segeralah meminta mati jika telah terjadi enam perkata; Orang-orang bodoh jadi pemimpin, banyaknya tanda-tanda (kiamat), hukum dijual-belikan, pembunuhan dianggap remeh, silaturahim diputuskan, dan generasi yang menjadikan Al-Qur’an sebagai nyanyian, mereka menyuruh seseorang tampil menyanyikan Al-Qur’an padahal ia paling sedikit pengetahuan agamanya.” (HR At-Tirmidzi dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
Pemimpin Zalim Juga akan Bermunculan
Disebutkan dalam Kasyf al-Minan fi ‘Alamat as-Sa’ah wa al-Malahim wa al-Fitan karya Mahmud Rajab Hamady yang diterjemahkan oleh Ibnu Tirmidzi, di antara tanda-tanda kiamat yang dijelaskan Rasulullah SAW adalah munculnya sistem pemerintahan diktator yang zalim, di mana pemimpinnya tidak mengenal baik dan buruk, kecuali mengikuti hawa nafsunya.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,
“Jika umurmu panjang, engkau akan segera melihat satu kaum membawa cambuk (seperti ekor sapi) di tangannya, setiap pagi dan petang mereka dilaknati Allah SWT.” (HR Muslim)
Abu Hurairah RA juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Dua golongan dari penghuni neraka yang belum aku temui. Suatu kaum yang membawa cambuk (seperti ekor lembu) di tangannya dan senantiasa memukul manusia.” (HR Muslim)
Apabila menemui pemimpin yang zalim. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk tidak mengambil peran pada bagian-bagian tertentu. Beliau bersabda,
“Akan kalian temui para pemimpin yang mengambil para pembantunya orang-orang yang bejat dan melaksanakan salat di luar waktu. Bila kalian menemui masa pemerintahan mereka maka janganlah kalian mau menjadi satuan keamanan, pemungut pajak, penasihat, dan penjaga gudang.” (HR Ibnu Hibban)
Allah SWT juga telah berfirman,
وَلَا تَرْكَنُوْٓا اِلَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُۙ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ ١١٣
Artinya: “Janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim sehingga menyebabkan api neraka menyentuhmu, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (QS Hud: 113)
(gwa-patriot-bangsa).