15 BEKAL TERBAIK PADA 10 HARI TERAKHIR BULAN RAMADHAN (1) ◾
(01). Shalat Malam (Tarawih) Bersama Imam Sampai Selesainya Shalat Witir
Dari Abu Dzar radhiyallaahu ‘anhu, Nabi ﷺ pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda :
“Barangsiapa Shalat (“malam”) bersama imam sampai selesai maka akan ditulis untuknya PAHALA SHALAT Semalaman SUNTUK” (HR. An-Nasaa’i no. 1605, dan Ibnu Majah no.1327, dan at-Tirmidzi no. 806, lihat Al-Irwaa’ al-Ghaliil no. 447)
(02). Memperbanyak Shalat2 Sunnah, Khususnya Shalat Pada Waktu Malam
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yg “melaksanakan” shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka ‘dosa-dosanya’ yang telah lalu pun akan diampuni” (HR. Bukhari no. 1901)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan umatnya untuk mencari malam lailatul qadar di ‘malam2 ganjil’ 10 hari Terakhir Bulan Ramadhan (HR. Bukhari no.2017 dan Muslim no.1169)
Imam al-‘Utsaimin رحمه الله berkata :
وقت ليلة القدر يبدأ من غروب الشمس إلى طلوع الفجر انتهى
“Waktunya Lailatul qadar itu dimulai dari tenggelamnya matahari hingga terbitnya fajar (shubuh)” (Syarah al-Bulugh 7/548)
(03). Shalat Isya’ & Shubuh Berjamaah
‘Utsman bin ‘Affan رضي الله عنه berkata, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat Isya Berjamaah, maka ‘Se-akan2’ ia telah melaksanakan Shalat Separuh Malam, & barangsiapa yang sudah ‘Melaksanakan’ Shalat Shubuh dengan berjamaah, maka Se-akan2 ia sudah melaksanakan Shalat semalaman penuh” (HR.Muslim no. 656)
(04). Melaksanakan Shalat 4 Raka’at Qabliyah (Sebelum) Shalat Zhuhur
Abi Shalih rahimahullah telah berkata, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
“4 raka’at sebelum zhuhur itu menyamai shalat menjelang shubuh” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam “Al-Mushannaf” no.5940, Lihat Silsilah Ash-Shahiihah no. 1431)
(05). Niat Qiyamul Lail Sebelum Tidur
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَن أتى فراشَه وَهوَ ينوي أن يقومَ يصلِّي منَ اللَّيلِ ، فغلَبتهُ عيناهُ حتَّى أصبحَ كُتِبَ لَه ما نَوى، وَكانَ نومُهُ صدقةً عليهِ من ربِّهِ عزَّ وجلَّ
“Barangsiapa yang “Beranjak” ke tempat Pembaringannya, sedangkan dia berniat akan bangun melakukan “shalat malam” namun kantuk mengalahkannya sampai tiba waktu Subuh, maka dicatat baginya apa yang telah diniatkannya, sedangkan tidurnya sebagai ‘sedekah’ dari Rabbnya Azza Wa Jalla” (HR. An-Nasaa’i no.1787 & Ibnu Majah no. 1344, Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no. 5941)
(06). Menjaga Sebagian Adab2 Jum’at
Dari Aus bin Aus رضي الله عنه, Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
“Barangsiapa yg mandi pada Hari Jumat, kemudian “Bersegera” ke masjid dengan “Berjalan kaki” dan tidak naik kendaraan, lalu “mendekat” ke Imam mendengarkan (khutbah Jum’at), “tidak bergurau”, maka setiap Satu langkahnya Dihitung amalan Satu Tahun pahala seperti pahala puasa & juga shalat malam” (HR.Ahmad dalam al-Fathur Rabbaani VI/51, at-Tirmidzi no. 496, Abu Daawud no.345, an-Nasaa’i no. 1381, Ibnu Majah no. 1087 & ad-Daarimi no. 1547, al-Haakim no. 1041 serta Ibnu Khuzaimah 1758, Shahiihul Jami’ 6405)
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
(gwa-mida-jatim).