Ya’qub berkata:
“Orang yang ikhlas ialah orang yang menutupi kebaikannya sebagaimana ia menyembunyikan dosa-dosanya.”
As-Susy berkata:
“Ikhlas itu tidak merasa diri sudah ikhlas. Karena siapa yang merasa dirinya sudah ikhlas, berarti ia masih perlu mengikhlaskan keikhlasannya.”
Apa yang disebutkan oleh as-Susy ini merupakan tips agar terbebas dari penyakit ujub atau bangga terhadap amal yang telah dilakukan. Pasalnya, merasa diri sudah ikhlas dan menganggap seperti itu adalah bentuk ujub, penyakit ini termasuk salah satu penghalang keikhlasan. Sedangkan orang yang benar-benar ikhlas itu ialah yang bebas dari penghalang apa pun.
Ayyub berkata: “Mengikhlaskan niat lebih berat bagi orang yang beramal daripada amal apa pun.”
Seorang ulama berkata:
“Ikhlas sesaat berarti selamat selamanya. Namun ikhlas itu sesuatu yang sulit diraih.”
Seseorang bertanya pada Suhail:
“Apakah yang paling sulit bagi jiwa?”
Suhail lalu menjawab:
“Ikhlas. Karena, jiwa tidak mendapatkan jatah terhadapnya.”
Al-Fudhail berkata: “Meninggalkan suatu amalan karena malu kepada manusia itu adalah riya, sedangkan beramal karena manusia itu syirik. Ikhlas berarti Allah menyelamatkanmu dari kedua petaka tersebut.”
(gwa-saudara-muslim-2).