https://www.facebook.com/share/p/15PE61cimp/
Gerombolan khawarij atau neo khawarij, di zaman sekarang ini, mereka satu suara, menuduh dan mengatakan kepada ustadz atau ulama salafi ahlussunnah itu murjiah.
Para ustadz dan ulama salafi ahlussunnah dengan gelaran seperti itu tidak membuat hati mereka meradang dan dirundung kesedihan.
Kenapa demikian? Karena ulama-ulama terdahulu juga demikian. Orang-orang khawarij menuduh, menjuluki dan menggelari para ulama tersebut dengan murjiah.
Berkata Imam Ahmad rahimahullahu :
الخوارج يسمون أهل السنة والجماعة مرجئة وكذبت الخوارج
“KHAWARIJ itu mereka menjuluki Ahlus sunnah wal jama’ah sebagai Murji’ah dan Khawarij telah berdusta. (Thabaqat Al-Hanabilah 1/36).
Dalam teks lain, Imam Ahmad rahimahullah berkata :
وأما الخوارج فإنهم يسمون أهل السنة والجماعة مرجئة ، وكذبت الخوارج ، بل هم المرجئة يزعمون أنهم على إيمان – دون الناس – ومن خالفهم كفار
“Dan adapun KHAWARIJ maka sesungguhnya mereka menjuluki Ahlus sunnah wal jama’ah sebagai Murji’ah dan Khawarij telah berdusta, bahkan sebenarnya mereka lah yang Murji’ah, mereka mengklaim sesungguhnya hanya mereka yang diatas keimanan, sedangkan manusia yang lain tidak, dan mereka mengkafirkan siapa saja yang menyelisihi mereka”. (Thabaqat Al-Hanabilah 1/36).
Seorang ahli ibadah dari kalangan khawarij datang kepada Ibnu Mubarok rahimahullah, lantas dia berkata :
يا أبا عبد الرحمن ما تقول فيمن يزني ويسرق ويشرب الخمر؟ قال لا أخرجه من الإيمان، فقال: يا أبا عبد الرحمن على كبر السن صرت مرجئا؟ فقال: لا تقبلني المرجئة. المرجئة تقول: حسناتنا مقبولة، وسيئاتنا مغفورة، ولو علمت أني قبلت مني حسنة لشهدت أني في الجنة
“Wahai Abu Abdurahman (yakni Ibnu Mubarak), apa pendapatmu terhadap seorang pezina, pencuri, dan peminum khamer?”. Beliau menjawab, “Aku tidak mengeluarkan mereka dari keimanan”. Maka lelaki itu menukas: “Wahai Abu Abdurahman, sudah tua-tua begini kamu malah jadi MURJI’AH”. Abdullah bin Mubarak menimpali, ”Tidak, justru kami (Ahlus sunnah) bersebrangan dengan orang murji’ah. Murji’ah mengatakan: ‘Kebaikan-kebaikan kita pasti diterima, sedangkan kejahatan-kejahatan kita pasti diampuni’. Seandainya aku (Ibn Mubarak) tahu bahwa kebajikanku sudah diterima, niscaya aku bersaksi bahwa aku masuk jannah”. (Aqidah Salaf Ashabul Hadits hal 80-81 dan Risalah Al-Ghoniyah karya Imam Al-Khothobi hal. 47).
Dalam kisah yang lain, datang seorang laki-laki berkata kepada Ibnu Mubarak rahimahullah :
ترى رأي الإرجاء فقال كيف أكون مرجئا فأنا لا أرى رأي السيف
Apakah engkau menganut pemikiran MURJI’AH?”
Beliau menjawab, “Bagaimana mungkin aku berpemahaman Murji’ah sementara aku tidak menghalalkan darah kaum muslimin!” (Syarh Madzhab Ahlus Sunnah no. 17).
Abu Fadhel Majalengka
(gwa-majelis-ilmu-3).