Thursday, January 23, 2025
Google search engine
HomeTausiyahKriteria Ulama Su'u Sesat

Kriteria Ulama Su’u Sesat

Di akhir zaman, akan muncul ulama suu’ (jahat, sesat) dimana Rosulullah SAW lebih takut kepada ulama suu’ (Karena penyesatannya) ketimbang terhadap dajjal. Mengapa bisa demikian?
Siapakah Ulama Suu’ ?

Ulama’ suu’ adalah ulama Sesat yang menyesatkan manusia dari hukum Allah (Syari’at Islam), mengajak kepada sistem kafir, mengajak dan toleran terhadap pemikiran orang kafir dan munafiq.

Dikatakan jahat dan sesat, karena mereka bukannya menunjukkan jalan yang benar kepada umat, namun justru menyesatkan dan meraka rakus kepada kehidupan dunia (menjual ayat Allah demi dunia), dimana akhirnya mereka menjual agamanya untuk kemaslahatan dunianya seperti ketenaran, banyaknya pengikut, harta, fasilitas dakwah yg menyesatkan (kepada sistem kafir dan syirik selain hukum Allah), pengakuan manusia dan pemerintahan selain pemerintahan Syari’at islam, dll.

Tentang mereka ini, Rasululloh SAW bersabda ;

, ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻓِﻲ ﺁﺧِﺮِ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥِ ﺭِﺟَﺎﻝٌ ﻳَﺨْﺘَﻠُﻮﻥَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺑِﺎﻟﺪِّﻳﻦِ ﻳَﻠْﺒَﺴُﻮﻥَ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﺟُﻠُﻮﺩَ ﺍﻟﻀَّﺄْﻥِ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻠِّﻴﻦِ ﺃَﻟْﺴِﻨَﺘُﻬُﻢْ ﺃَﺣْﻠَﻰ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺴُّﻜَّﺮِ ﻭَﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻗُﻠُﻮﺏُ ﺍﻟﺬِّﺋَﺎﺏِ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﺃَﺑِﻲ ﻳَﻐْﺘَﺮُّﻭﻥَ ﺃَﻡْ ﻋَﻠَﻲَّ ﻳَﺠْﺘَﺮِﺋُﻮﻥَ ﻓَﺒِﻲ ﺣَﻠَﻔْﺖُ ﻟَﺄَﺑْﻌَﺜَﻦَّ ﻋَﻠَﻰ ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻓِﺘْﻨَﺔً ﺗَﺪَﻉُ ﺍﻟْﺤَﻠِﻴﻢَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺣَﻴْﺮَﺍﻧًﺎ “

Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan). ALLAH Berfirman, “Apakah dengan-KU kalian tertipu ataukah kalian berani kepada-KU. Demi Diri-KU AKU bersumpah. AKU akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka) sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.”
(HR: Tirmidzi)

Ulama suu’ akan menyuguhkan keburukan dalam bentuk kebaikan. Mereka sanggup membungkus kebatilan dengan cover sebuah kebenaran. Ada kalanya, karena menjilat para penguasa dan orang-orang dzalim lainnya untuk mendapatkan kedudukan, pangkat, pengaruh, penghargaan atau apa saja dari perhiasan dunia yang ada di tangan mereka. Mereka suka memelintir ayat2 Quran dan Hadist.

Mereka senantiasa berada di pintu-pintu penguasa tiran, sebagaimana perkataan Sahabat Hudaifah ra :

: ﺇِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻢُ ﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻢَ ﺑِﺒَﺎﺏِ ﺍﻟْﺴُﻠْﻄَﺎﻥِ ﻓَﺎﺗَّﻬَﻤُﻮْﺍ ﺩِﻳْﻨَﻪُ، ﻓَﺈِﻧَّﻬُﻢْ ﻻَ ﻳَﺄْﺧُﺬُﻭْﻥَ ﻣِﻦْ ﺩُﻧْﻴَﺎﻫُﻢْ ﺷَﻴْﺌﺎً ﺃَﺧَﺬُﻭﺍ ﻣِﻦْ ﺩِﻳْﻨِﻬِﻢْ ﺿِﻌْﻒ
َ
Jika kalian melihat seorang alim [ulama’] berada di pintu penguasa, maka tertuduhlah dinnya. Maka tidaklah mereka [para ulama’] mengambil sebagian dari dunia mereka [penguasa], kecuali pena penguasa tersebut akan mengambil dari din mereka [ulama’] secara sebanding.

Mereka Menyeru Ke Neraka Jahannam
Ciri dan sifat khusus ulama jahat (suu’) adalah selalu menyeru umat ke pintu-pintu neraka jahannam.

Sebagaimana sebuah hadits panjang dari Sahabat Hudzaifah ra :

; ﻗُﻠْﺖُ ﻓَﻬَﻞْ ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮٍّ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﺩُﻋَﺎﺓٌ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﻣَﻦْ ﺃَﺟَﺎﺑَﻬُﻢْ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﻗَﺬَﻓُﻮﻩُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻِﻔْﻬُﻢْ ﻟَﻨَﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻫُﻢْ ﻣِﻦْ ﺟِﻠْﺪَﺗِﻨَﺎ ﻭَﻳَﺘَﻜَﻠَّﻤُﻮﻥَ ﺑِﺄَﻟْﺴِﻨَﺘِﻨَﺎ ﻗُﻠْﺖُ ﻓَﻤَﺎ ﺗَﺄْﻣُﺮُﻧِﻲ ﺇِﻥْ ﺃَﺩْﺭَﻛَﻨِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻗَﺎﻝَ ﺗَﻠْﺰَﻡُ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﻭَﺇِﻣَﺎﻣَﻬُﻢْ ﻗُﻠْﺖُ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻬُﻢْ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻭَﻟَﺎ ﺇِﻣَﺎﻡٌ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺎﻋْﺘَﺰِﻝْ ﺗِﻠْﻚَ ﺍﻟْﻔِﺮَﻕَ ﻛُﻠَّﻬَﺎ ﻭَﻟَﻮْ ﺃَﻥْ ﺗَﻌَﺾَّ ﺑِﺄَﺻْﻞِ ﺷَﺠَﺮَﺓٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺪْﺭِﻛَﻚَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻋَﻠَﻰ ﺫَﻟِﻚَ “

…Aku bertanya : Apakah setelah kebaikan (yang ada kotorannya itu) akan timbul lagi keburukan ??

Beliau menjawab: “Ya, yaitu para penyeru yang mengajak ke pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka maka akan dilemparkan ke dalamnya”.

Aku kembali bertanya; _“Wahai Rasulullah, berikan sifat-sifat (ciri-ciri) mereka kepada kami?”

Beliau menjelaskan: “Mereka itu berasal dari kulit-kulit kalian dan berbicara dengan bahasa kalian”

Aku katakan; “Apa yang baginda perintahkan kepadaku bila aku menemui (zaman) keburukan itu?”

Beliau menjawab: “Kamu tetap berpegang (bergabung) kepada jama’atul muslimin (khilafah Islam) dan pemimpin mereka”

Aku kembali berkata; “Jika saat itu tidak ada jama’atul muslimin (Khilafah Islam) dan juga tidak ada pemimpin (Islam)?”

Beliau menjawab: “Kamu tinggalkan seluruh firqah (kelompok/golongan) sekalipun kamu harus memakan akar pohon hingga maut menjemputmu dan kamu tetap berada di dalam keadaan itu (berpegang kepada kebenaran)”
(HR al-Bukhari).

(gwa-patriot-bangsa).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments