Bismillah
Alhamdulillah was sholaatu was salaamu ‘ala Rasulillah wa aalihi wa shohbihi wa man waalaahu.
Renungan Jum’at pagi
7 DZULHIJJAH 1445 H
QS. ALI IMRAN : 96-97
LABBAIK ALLAHUMMA LABBAIK
Saudara sekalian..,
* Kewajiban beribadah haji di Mekkah memiliki hikmah sebagai bukti penghambaan, dan kehinaan diri sebagai hamba, yang direfleksikan dengan larangan untuk menggunakan apapun yang mengindikasikan diri dengan kemewahan, hingga baju yang halal dipakai hanyalah baju ihrom belaka.
* Ibadah haji juga merupakan wujud ungkapan syukur atas nikmat Allah, karena dengan ibadah haji, seseorang harus mengorbankan dua hal, yaitu “badan” dan “hartanya”.
* Ungkapan yang benar untuk mensyukuri nikmat harta dan badan adalah dengan menggunakannya pada jalan yang diwajibkan dan diridhai oleh Allah.
* Kewajiban ibadah haji juga merupakan manifestasi historis dan ketauhidan yang ditampakkan melalui prosesi ritual yang terhubung dengan kisah Nabi Ibrahim sebagai Bapak Tauhid.
* Nabi Ibrahim As yang kemudian menjadi tokoh sentral dalam syariat haji, telah dipandu Allah menuju RumahNya di Makkah dan membangun Ka’bah bersama anaknya, Nabi Ismail As
* Nabi Ibrahim As, adalah orang pertama yang diperintahkan untuk menyampaikan kewajiban Haji kepada orang lain (QS. 22:27).
* Panggilan Nabi Ibrahim As, untuk berhaji kemudian dijawab beberapa generasi kemudian, dengan datangnya jutaan orang secara berbondong bondong dari berbagai belahan dunia untuk mengikuti jejaknya.
* Sungguh mulia posisi Nabi Ibrahim As dan keluarganya di sisi Allah, sehingga Allah menjadikan rangkaian peristiwa hidup keluarga tersebut sebagai ritual bagi semua hambaNYA, itulah “HAJI”.
* Maka, agar Allah cinta pada kita, jadikanlah keluarga Ibrahim As sebagai rujukan berkeluarga dan segera berhajilah jika mampu secara finansial, fisik dan keamanan, agar posisi kita di sisi Allah sedekat Nabi Ibrahim As. dengan Allah SWT.
Ya Rahman..,
Berikan kamii kesempatan untuk berhaji ke Baitulah sebelum ajal datang menjemput, agar sempurna bukti keislaman kami.
Aamiin 🤲🤲🤲
(@msdrehem)
(gwa-md-mui-jatim).