Fawaid edisi khusus:
Ustadz Abu abd Rahman bin Muhammad Suud al Atsary hafidzahullah.
Imam Al Qurtuby rahimahullah berkata,
فتفكر يا مغرور في الموت و سكرته، و صعوبه كاسه و مرارته، فيا للموت من وعد ما اصدقه، و من حاكم ما اعدله، كفى بالموت مقرحاً للقلوب، و مبكياً للعيون، و مفرقاً للجماعات، و هادماً للذات، و قاطعاً للامنيات، فهل تفكرت يا ابن آدم في يوم مصرعك، و انتقالك من موضعك، و إذا نقلت من سعة إلى ضيق، و خانك الصاحب و الرفيق، و هجرك الأخ و الصديق، و أخذت من فراشك و غطائك إلى عرر، و غطوك من بعد لين لحافك بتراب و مدر، فيا جامع المال، و المجتهد في البنيان ليس لك و الله من مال إلا الاكفان، بل هي و الله للخراب و الذهاب، و جسمك للتراب و ألمآب ، فأين الذي جمعته من المال؟، فهل انقذك من الاهوال؟، كلا بل تركته إلى من لا يحمدك، و قدمت باوزارك على من لا يعذرك.
Maka renungkan lah wahai orang orang yang tertipu dari mengingat kematian dan berat sekaratnya, akan keras serta tegukkan pahit cawannya, di dalam kematian ada janji yang pasti di tepati, kematian adalah hakim yang paling adil, cukuplah kematian sebagai sarana pelembut hati, dorongan untuk menangisnya mata, dan pengingat akan pemisah apa yang bersatu, penghilang kelezatan, serta memutuskan harapan harapan dan cita.
Pernahkah engkau wahai anak Adam memiliki satu masa untuk memikirkan kematian itu, di satu masa yang engkau harus berpisah dengan tempatmu di dunia yang sebelumnya lapang ke tempat yang sempit, memikirkan tentang satu hari di mana teman yang dekat sekalipun menghianatimu (tidak mau ikut ke liang kubur, meninggalkan dirimu sendiri), engkau di tinggalkan oleh saudara dan handai taulan, kemudian engkau di seret dari tempat tidur yang mewah dan selimut menuju tempat yang menakutkan, berganti dengan pakaian tanah yang kotor.
Maka wahai orang orang yang senantiasa mengumpulkan harta, dan bersungguh sungguh dalam bangunan, tidak ada bagimu, demi Allah saat itu engkau tidak lagi memiliki kecuali beberapa lembar kafan, itupun demi Allah, sebentar lagi akan rusak dan pergi, kemudian juga jasadmu menjadi santapan tanah dan hewan hewan tanah, lalu di mana harta yang selama ini engkau kumpulkan?, Apakah semua itu dapat menyelamatkan mu dari huru hara (beratnya akhirat)?, Bahkan sekali kali tidak, semua yang engkau tinggalkan akan di warisi oleh orang orang yang tidak memiliki terima kasih kepadamu (dengan peninggalan harta itu), sementara engkau berjalan menuju Dzat (Allah) yang tidak akan menerima alasan darimu.
Kitab At tadzkirah hal 17, terbitan darul kitab al arabiyah, Beirut Lebanon.
Kami (Abu abd Rahman) katakan, benarlah apa yang di katakan seorang penyair, yang menjadikan berdebar-debar nya hati dan kekecewaan atas keletihan di dunia, yang pada akhirnya membawa penyesalan atas kepayahan.
نصيبك مما تجمع الدهر كله. رداءان تلوى فيهما و حنوط#
Bagian untuk mu dari apa yang engkau kumpulkan dari harta yang engkau kumpulkan sepanjang waktu.
hanyalah dua lapisan kafan yang membungkus tubuh mu dan beberapa khanut (kapur Barus)#.
Berkata penyair yang lain,
هي القناعة لا ينبغي بها بدلاً .
فيها النعيم و فيها راحة البدن#
Sifat qanaah (menerima) adalah sifat yang tidak akan ada gantinya.
Di dalamnya ada rasa kenikmatan dan di dalamnya ada rehat dari kepayahan badan#
انظر لمن ملك الدنيا باجمعها.
هل راح منها بغير القطن و الكفن#
Lihatlah kepada orang orang orang menguasai dunia dengan apa yang mereka kumpulkan.
Apakah ia akan di usung ke kuburan meninggalkan dunia tanpa kain katun yang di jadikan kafan#.
Inilah sedikit nasehat bagi orang orang yang bercita cita tinggi, mengharapkan Rabb dan keridhaan Nya, yang memandang jauh pada keluasan kehidupan akhirat dan sempitnya dunia, serta lelah dengan pertarungan dalam perniagaan harta dan materi, menuju lapangnya hati dengan qanaah dan cita yang tinggi berupa surga.
Wahai Rabb kami, tidak ada bagi kami, kecuali harapan kehidupan akhirat, jujurkan niat niat kami, luruskan lisan dan hati serta perbuatan kami, dan sampaikan kami kepada tujuan tujuan kami untuk memperoleh keridhaan dan surga Mu.
Ba’da Subuh, 25 Dzulhijjah 1438 H, oleh yang butuh dan mengharapkan ampunan Rabb nya.
___Tim kajian Pencari Ilmu Syar’i Sidoarjo.